my iklan

Powered By Blogger

Rabu, 27 Mei 2009

Bicara ilmu...
Monday, March 22, 2004

Sejak dua menjak ini, laju jari-jemariku berlari-lari di atas keyboard, meneroka setiap lekuk dan penjurunya, lantas kelajuannya seiiring juga dengan perubahan papan layar di depan mataku, melompat dari satu laman ke satu laman geng jurnal..di situ kubertemu huda soid yang rancak dengan komen pilihanrayanya (bisikan dari anak seorang pejuang, dia juga kukira), akhi masrawi yang merayu bantuan dari kita semua untuk menerbitkan satu lari karya agung, bandarsepi, pemulis yang telah lama kusedari catatannya tetapi akhir2 ini baru ku perati setiap tulisannya, fotopages sridiah yang bisa mengungkap cerita dari lakaran fotonya serta beberapa penulis lain yang kukira sudah jauh maju dari aku yang baru hendak bermula.

Aku bukanlah berdarah seni, penyair agung yagn bisa mencoret kata-kata puitis penusuk jantung penggemar kutub khanah, lantas aku bukan juga seorang pemikir, yang sentiasa meneroka memerah ilmu segenap pelusuk alam ciptaan Maha Pencipta, juga aku bukanlah seorang dungu yang longo tidak tahu apa-apa, tapi aku hanyalah insan biasa yang baru hendak mencuba menajamkan mindanya, baru hendak mencuba bermain dengan kata-kata indah, mencipta lirik-lirik puitis untuk aku tinggalkan buat anak bangsaku.... Aku mengharapkan banyak tunjuk ajar dari kalian yang lebih dahulu makan garam dalam arena ini. Terima kasih teman atas sokongan.

Aku tidak berminat untuk menulis novel mahupun cerpen angan-angan, mungkin belum lagi timbul minatku kerana aku bukanlah seorang yang gemar berimaginasi. Mungkin suatu masa nanti, ah...andai tiba masa itu....


Isu-isu pilihanraya kerap kali menjadi topik utama di hampir setiap blog yagn aku lawati. Tapi bagi ku...ia hanyalah permainan dunia, oleh orang-orang yang bertuankan hawa nafsu.
Kepada mereka yang telah berkesedaran, marilah sama-sama membuang segala kekeruhan, ambil semula titis-titis jernih air dan kita cntumkan kembali apa yang terlerai. Sampai bilakah akan temui kejyaan, jika tembok ego dan benteng nafsu tidak diruntuhkan. Sama-sama tunduk pada Pencipta yang Maha Kuasa, insafi kelemahan kita. Yang berpecah, mari rapatkan, yang jauh mari dekatkan, yang tersisih, mari masukkan, yang tidak tahu, mari berikan, yang tau, mari gandingkan. Insya Allah, janji Tuhan pasti benar, asal kita berusaha sedayanya; lupakan sengketa eratkan usaha tegakkan bersama.

Aku baru habis membaca novel yang berjudul 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk' karya ulama tasawuf yang cukup aku hormati, pak Hamka. Kagu maku dengan cinta Zainuddin terhadap senoritanya. Mungkin itulah yang sebenar yang mahu Hamka luahkan dari sudut hatinya, cinta itu terlalu agung, suci, pahit, keras, sukar, manis, bahagia dan seribu satu macam perasaan yang tidak mampu diungkap dengan kata-kata. Ya, benar...cinta itu suatu yang ajaib. Hanya yang telah merasa tau akan apa rasa cinta itu. Ya....Aku pernah jatuh cinta, cinta yang sangat dalam pada suatu yang tiada tandingnya, tapi sayang ia hanya satu hari sahaja. Pelik, tapi benar. Di saat itu, aku resah gelisah tidak tentu arah, hati ku cukup sayu dan pilu mengenangkan dia yang jauh dan kurasakan sangat payah untuk ku peroleh. Airmata usah dikata, mengalir sederas-derasnya bagai sungai yang penuh air selepas hujan, alirannya pantas tiada henti. Hati ini remuk redam, bagai diperah-perah agar mengeluarkan cairannya. Seribu satu macam perasaan yang berbolak balik, hingga tidak bisa aku berbuat apa-apa, hanya tangisan dan tangisan. Tapi sekali lagi pelik, ia hanya satu hari, lepas itu aku lupa. Kembali aku tercari-cari kemana perginya, kucari dan jauh kumengembara tapi tidak kutemuinya...entah dimana hilangnya, entah dimana salahnya. Masih kuingati ia, perasan yang cukup sengsara tapi aneh, ia indah. Ah, bisakah lagi kutemuinya? Aku kini menajdi perindu! Hanya masa yang berbicara...

Kini, Fiqh dakwah karangan Yusuf Qardhawi menjadi tatapanku. Elok untuk bacaan pemuda-pemudi yang begiat di jalan dakwah. Akan kuperkenalkannya nanti pada anak buahku. Tunggu.
- posted by faqirfillah @ 7:42 PM
Sunday, March 21, 2004

Kenali Ciri-ciri Pemimpin Berprinsip

Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, 'Seven Habits of Highly
EffectivePeople', dalam bukunya yang lain 'Principle Centered Leadership',
menggambarkan delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip, sebagai berikut :

* Terus belajar
Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang
tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang
sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga
membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti
pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan
ketrampilan dan minat baru.

* Berorientasi pada pelayanan
Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karir.
Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan
melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan
untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban Orang
lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual,
pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.

* Memancarkan energi positif
Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan
dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan
mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi
orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai
juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif
menjadi positif.

* Mempercayai orang lain
Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain
mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara
Berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat
saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.

* Hidup seimbang
Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak
sama sekali. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakan. Ini membuat
diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai
diri, dan bijak. Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik,
tidak menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada
diri sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal
yang sejalan berdampingan dengan kegagalan.

* melihat hidup sebagai sebuah petualangan
Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu
sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka
datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak,
inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada
prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi
hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan
yang berkelimpahan.

* Sinergistik
Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan.
Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih
baik. Karena itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif.
Dalam bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang
memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana
masing-masing pihak hanya memberi dan menerima
sedikit.

* Berlatih untuk memperbarui diri
Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian
manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri
secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan
keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.

Sekarang.. yakinkah anda sudah dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri
sebelum memimpin orang lain..? Semoga resep di atas dapat pula selalu
mengingatkan kita, memperbaharui pola pikir yang positif..

Ciri-Ciri Pemimpin Yang Berkesan

KEBERKESANAN PEMIMPIN
KEBERKESANAN sesebuah pasukan bergantung kepada sejauh manakah berkesannya ketua melaksanakan tugas dan peranan kepimpinan mereka. Seorang ketua yang berkesan ialah seorang yang peribadinya mencakup segala sifat-sifat kepimpinan yang perlu. Sifat-sifat semulajadi seseorang mungkin boleh membantu memperkembang bakat kepimpinannya, tetapi hanya terbatas pada sesuatu peringkat yang tertentu sahaja. Untuk menyempurnakan watak kepimpinan, haruslah ada potensi-potensi lain dari segi fikiran, ruhaniah, jasmani, keorganisasian, akhlak dan peribadi.
Kebersihan jiwa dan ruhani
Seorang ketua harus senantiasa menyelidik dan memeriksa segala keaiban dan kelemahannya sendiri lalu memper-baikinya. Dia mesti senantiasa merasakan betapa berat amanah yang dipikulnya tetapi berkeyakinan mesti mampu melak-sanakannya.
Kebersihan jiwa dan ruhani diperolehi dengan keikhlasan tujuan bagi segala perbuatan semata-mata untuk Allah; melakukan hanya amalan-amalan yang suci dan baik pada pandangan agama; senantiasa mengingat Allah, memikirkan tentang mati, tentang kubur dan tentang syurga dan neraka; memperbaiki ibadah; mem-banyakkan amalan-amalan sunnah dan tidak meninggalkan sembahyang-sembahyang malam atau qiyamul lail, misalnya tahajjud.
Kuat dan sihat tubuh badan
Orang yang lemah tentulah tidak cerdas dan cergas dalam melaksanakan tugas yang mencabar. Oleh yang demikian, seorang ketua tidak boleh sekali-kali mengabaikan keadaan kesihatannya. Lagi pun, orang mukmin yang gagah adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Memiliki keupayaan mental dan fikiran
Keadaan dunia hari ini yang semakin rencam dengan berbagai ragam idea, ideologi dan kebudayaan memerlukan pemimpin membangunkan keupayaan mental dan fikirannya bagi memboleh-kannya menghadapi sebarang kemungkinan dan cabaran. Akalnya perlu diperkembang-kan dengan bahan-bahan yang berbagai rupa supaya menjadi lebih subur, matang dan mantap. Untuk ini seorang ketua mesti banyak membaca dan bahan-bahan bacaannya harus meluas. Pemimpin yang tidak mengikuti perkembangan dan peristiwa kehidupan dan politik saban hari, tidak akan dapat memikul segala tanggungjawab dan tidak dapat memimpin pasukannya dengan pimpinan yang sedar lagi bijaksana.
CIRI-CIRI KHAS KEPIMPINAN
Selain dari membangunkan sifat-sifat peribadi di atas, mereka yang memainkan peranan sebagai ketua perlu juga memiliki ciri-ciri yang berikut:
Mengenal jemaahnya
Selain daripada tekun melaksanakan kegiatan-kegiatannya, ketua harus juga memerhatikan tindak-tanduknya itu dengan teliti dan jujur. Dia juga harus tahu berkenaan situasi-situasi fikiran dan organisasinya. Dia harus mengenali pendapat-pendapat para anggotanya dan memahami masalah-masalah mereka.
Mengenali jiwa
Pemimpin wajib mengetahui potensi-potensi yang ada pada dirinya, mengukuh-kan mana-mana kekuatannya dan menguatkan mana-mana kelemahannya. Dia mesti berusaha bersungguh-sungguh memperkaya pengetahuan amnya serta banyak mempelajari pelbagai topik, pendapat dan fikiran dalam pelbagai lapangan. Dia harus memberi perhatian dengan mengkaji peribadi pemimpin-pemimpin unggul serta mengetahui cara-cara mereka memimpin, sebab-sebab ataupun faktor-faktor kejayaan atau kegagalan mereka.
Memberi perhatian kepada anggota-anggota jemaahnya
Ketua harus dapat menawan keyakinan orang-orang bawahannya supaya dengan itu membolehkannya mudah memanfaatkan potensi-potensi yang ada pada anggota-anggotanya itu untuk kepentingan jemaah. Hal ini hanya boleh berlaku sekiranya ketua benar-benar menunjukkan usaha mahu mengenali anggota-anggotanya dari dekat, mengambil tahu hal-ehwal mereka sama ada yang berbentuk peribadi atau bercorak umum, ikut menyertai mereka dalam mereka gembira dan duka dan berusaha mencari penyelesaian bagi masalah-masalah mereka.
Menjadi teladan yang baik
Para anggota akan senantiasa memerhati dan memandang kepada pemimpin mereka sebagai contoh-contoh baik yang hendak mereka ikut dan contohi. Telatah pemimpin, kecergasannya, budi pekertinya, kata-kata dan segala per-ubahannya adalah mempunyai pengaruh yang amat berkesan ke atas seluruh jemaah. Dengan hal yang demikian, pemimpin mestilah dapat bertindak menjadi teladan yang terpuji.
Pandangan yang tajam
Hadis Rasulullah (saw) menyatakan: "Bahawa Allah suka kepada pandangan yang tajam (kritis) ketika terdapat kekeliruan dan (Allah suka) kepada akal yang matang ketika hawa nafsu menyerang". Seorang ketua haruslah mampu melakukan penyiasatan yang cepat dan tepat dalam sesuatu persoalan dan berkebolehan dalam mengambil keputusan yang tegas dalam berbagai-bagai suasana dan masa kerana faktor ini penting bagi kestabilan jemaah-jemaahnya serta dapat menambahkan keyakinan para anggota kepada pimpinannya. Sikap teragak-agak, kabur, resah dan tidak tegas akan mengakibatkan keadaan kucar-kacir sehingga menyebabkan para anggota bawahan menjadi hilang keyakinan dan seterusnya menyukarkan pengawalan ke atas anggota dan perjalanan pasukan.
Kuat kemahuan
Kemahuan yang kuat merupakan satu rukun penting bagi peribadi ketua, kerana hanya dengan kemahuan yang kuat sahaja memungkinkan ketua sanggup mengharung segala tribulasi dan rintangan serta menyelesaikan segala masalah yang sememangnya mesti dijangkakan berlaku dalam mengendalikan jemaah.
Optimisme
Selaku ketua, barisan pemimpin mempunyai pengaruh yang dalam lagi berkesan ke atas anggota-anggotanya. Jika pemimpin putus asa, maka ia sudah pasti mendedahkan barisan perjuangannya itu kepada kekecewaan dan putus asa. Sebaliknya, jika ia bersikap optimisme, tentulah ini akan menyemarakkan semangat para anggotanya.

Tidak ada komentar:

Pengikut

Daftar Blog Saya