my iklan

Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label mesin bubut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mesin bubut. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Juni 2009

JURNAL TEKNIK MESIN

JURNAL TEKNIK MESIN


Makalah ini akan menjelaskan tentang mesin bor otomatis menggunakan kamera sebagai
sensor untuk mendeteksi koordinat pad dan via dalam sebuah PCB secara otomatis. Beberapa
teknologi pemrosesan image digunakan untuk mendeteksi koordinat pad dan via, antara lain
threshold, grayscale, fillrect. Algoritma genetika diterapkan utnuk mengoptimasi gerakan dari
mesin bor sehingga mesin bor dapat melakukan proses pengeboran dengan efektif. Algoritma
genetika akan mencari rute yang optimal yang terdiri atas urutan pengeboran pad dan via.
Operator genetika yang digunakan dalam system ini adalah seleksi, crossover dan inversi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat berjalan dengan baik dan dapat
mendeteksi semua pad dan via dalam PCB. Dengan algoritma genetika, sistem dapat mereduksi
waktu pengeboran sampai 50%.
Kata kunci: mesin bor otomatis, algoritma genetika, pemrosesan image, optimasi, PCB.
Abstract
This paper will describe about automatic drilling machine using camera as the sensor in order
to detect the coordinates of pad and via automatically. Several image processing technologies were
used for detecting the coordinates of pad and via. They are threshold, grayscale, fillrect. Genetic
algorithm was used to optimize movement of the drilling machine, so that, the machine can do the
drilling process effectively. Genetic algorithm will find the optimal route which consists of the
drilling sequence of pad and via. Genetic operators used in this system are selection, crossover and
inversion.
Experiments were done. Experiment result showed that the system could run well and detect all
holes in PCB. The system achieved a time reduction rate up to 50 %.
Keywords: mesin bor otomatis, algoritma genetika, pemrosesan image, optimasi, PCB.
1. Pendahuluan
Penggunaan Printed Circuit Board (PCB)
merupakan hal yang penting jika ingin mem-
bangun suatu rangkaian elektronika yang baik.
Pada PCB terdapat pad dan via dimana
keduanya harus dibor agar komponen elektro-
nika dapat dipasang pada PCB. Untuk
rangkaian yang kompleks, jumlah pad dan via
sangat banyak dan ini dapat menimbulkan
kesalahan pada saat proses pengeboran.
Makalah ini akan membahas tentang otoma-
tisasi mesin bor dengan menggunakan kamera

Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1
Februari 2004. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada
Jurnal Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 April 2004.
untuk mendeteksi koordinat pengeboran secara
otomatis. Kamera berfungsi menangkap gambar
print out dari PCB kemudian dengan metode
pemrosesan image dapat diketahui dan diambil
koordinat pengeborannya. Metode pemrosesan
image yang digunakan untuk pendeteksian
koordinat antara lain threshold, gray scale dan
floofill. Hasil pengambilan koordinat dalam
satuan pixel akan dikonversikan ke satuan
milimiter agar dapat dilakukan pengeboran.
Namun mesin bor otomatis yang telah dibuat
itu memiliki kelemahan di mana gerakan mesin
bor tersebut masih kurang efektif. Oleh karena
digunakan algoritma genetika untuk mengefek-
tifkan gerakan mesin bor.
Selanjutnya makalah ini akan diorganisasi
sebagai berikut: bagian kedua akan dijelaskanOptimasi Gerakan Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Thiang, et al.)

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
57
secara singkat mesin bor otomatis yang ada.
Berikutnya pada bagian ketiga akan dijelaskan
tentang proses pendeteksian koordinat bor.
Pada bagian keempat akan dijelaskan tentang
penerapan algoritma genetika, diikuti dengan
pengujian sistem pada pagian kelima. Terakhir
akan disimpulkan hal-hal yang berkaitan
dengan proyek penelitian ini.
2. Mesin Bor Otomatis
Pada bagian ini akan dijelaskan secara
umum mengenai mesin bor otomatis yang telah
dibuat. Gambar 1 menunjukkan model mekanik
mesin bor yang telah didisain. Komponen mesin
bor otomatis seperti yang terlihat pada gambar
terdiri atas 2 buah motor stepper untuk lengan
X dan Y, sebuah motor DC untuk lengan Z, dan
sebuah motor DC sebagai bor PCB. Pergerakan
mesin bor otomatis ini pada setiap sumbunya
dirancang mempergunakan ulir. Penggunaan
ulir ini bertujuan agar pergeseran lengan akan
lebih teliti. Jarak antar ulir yang digunakan
sebesar 1,588 mm, maka untuk putaran motor
stepper sebesar 3600 (1 putaran) akan didapat-
kan pergeseran lengan sebesar 1,588 mm.
Motor stepper baik untuk lengan X maupun
Y memiliki 200 langkah dalam satu putaran
(3600). Sehingga untuk satu langkah didapat-
kan sudut sebesar 1,80. Seperti yang diketahui
bahwa jarak antar ulir adalah 1,588 mm untuk
1 putaran dan dalam 1 putaran ada 200
langkah. Jadi jarak pergeseran untuk 1 langkah
(1,80) adalah sebesar 0.00794 mm.
Gambar 1. Model Mekanik Mesin Bor
Semua proses pendeteksian koordinat bor
dan proses kontrol mesin bor yang telah
didisain dilakukan oleh sebuah komputer yang
dilengkapi dengan sebuah kamera. Gambar 2
menunjukkan blok diagram perangkat keras
dari mesin bor yang telah didisain.
Gambar 2. Blok Diagram Perangkat Keras Mesin Bor
3. Proses Pendeteksian Koordinat
Pengeboran
Pendeteksian koordinat bor pad dan via
dilakukan dengan memproses image yang
diperoleh dari kamera. Ukuran image yang
digunakan adalah 320 x 240 pixel. Beberapa
batasan gambar print out PCB yang perlu
diperhatikan agar dapat diproses untuk pen-
deteksian koordinat bor adalah sebagai berikut:
· Print out PCB berwarna hitam putih dengan
ukuran maksimum 9 x 10 cm.
· Layout PCB dikelilingi oleh frame berbentuk
kotak dan berwarna hitam.
· Pada layout pad dan via terdapat lubang
titik pengeboran.
Gambar 3 menunjukkan blok diagram sistem
pendeteksian koordinat pengeboran. Secara
umum, proses pendeteksian koordinat bor
terdiri atas empat tahap yaitu pemrosesan awal
image, proses pengisian image, proses perbakan
image dan perhitungan koordinat bor.
Gambar 3. Blok Diagram Sistem Pendeteksian Koordinat
Pengeboran
Tahap pemrosesan awal image terdiri atas
dua proses yaitu pengubahan format image dari
RGB menjadi grayscale dan proses threshold.
Pengubahan format image dari RGB menjadi
grayscale dilakukan dengan menggunakan
metode gray illuminance. Metode ini direpre-
sentasikan dengan menggunakan persamaan
berikut:
B G R Gray 114 , 0 587 , 0 299 , 0 + + = (1)
Proses threshold dilakukan dengan meng-
gunakan persamaan berikut:JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 2, Oktober 2003: 56 – 63

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
58
î
í
ì ³
=
lain yang untuk
T y x f jika
y x g
0
) , ( 255
) , ( (2)
dimana T adalah nilai threshold. Hasil dari
proses ini adalah image dua warna yaitu warna
hitam dan putih.
Setelah tahap pemrosesan awal image,
dilakukan proses pengisian image. Dalam
proses pengisian image ini, semua warna putih
kecuali lubang bor yang ada pada pad dan via
akan diisi dengan warna hitam. Hasil dari
proses ini adalah seluruh image akan berwarna
hitam kecuali lubang-lubang bor pada pad dan
via.
Pada tahap berikut, akan dilakukan sekali
lagi proses threshold dengan tujuan membalik
warna hitam menjadi putih dan putih menjadi
hitam. Sehingga dalam image, seolah-olah
hanya ada titik-titik berwarna hitam yang
merupakan titik-titik dimana PCB harus dibor.
Tahap terakhir adalah menghitung koor-
dinat dari titik-titik pengeboran. Hal ini
dilakukan dengan mencari batas atas (
MAX Y ),
batas bawah (
MIN Y ), batas kiri (
MIN X ) dan batas
kanan (
MAX X ) dari pad atau via yang akan
dibor. Perhitungan koordinat bor dilakukan
dengan menggunakan persamaan berikut:
2
MAX MIN X X X +
= (3)
2
MAX MIN Y Y
Y
+
= (4)
4. Implementasi Algoritma Genetika
Untuk mengefisienkan gerakan pengeboran
dari mesin bor, pada sistem yang telah ddisain,
diterapkan algoritma genetika. Tujuan
algoritma genetika adalah mencari rute urutan
pengeboran yang paling optimum. Kriteria rute
optimum disini adalah rute dedngan jarak
tempuh paling pendek. Tentunya dalam rute
ersebut, setiap pad atau via dari PCB yang
akan dibor hanya boleh dilewati satu kali saja.
Skema algoritma genetika dapat dilihat pada
Gambar 4. Secara garis besar proses algoritma
genetika dimulai dengan inisialisasi populasi
yang merupakan inisialisasi sekumpulan
alternatif pemecahan yang didapat secara acak.
Kemudian dari populasi awal ini akan dibentuk
populasi generasi baru dengan menggunakan
operator algoritma genetika. Demikian seterus-
nya proses pembentukan generasi baru
dilakukan berulang-ulang hingga kriteria
berhenti telah dicapai. Operator algoritma
genetika yang digunakan dalam sistem ini
adalah seleksi, kawin silang dan inversion.
Gambar 4. Skema Algoritma Genetika
1. Fungsi Fitness dan Representasi Kromo-
som
Karena dalam sistem ini yang ingin dicari
adalah rute terpendek, maka fungsi fitness yang
digunakan adalah sebagai berikut:
å =
=
j
i
i
X x f
1
) ( (5)
dimana f(x) adalah fungsi fitness, j adalah
jumlah pad dan via yang akan dibor dan X
adalah jarak antar pad atau via yang akan
dibor. Jarak antar pad atau via dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
( ) ( )
2
2 1
2
2 1 Y Y X X X - + - = (6)
Representasi kromosom yang digunakan
dalam sistem algoritma genetika adalah
kromosom berbentuk integer. Kromosom-
kromosom berisikan urutan nomor-nomor pad
atau via yang akan dibor. Ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi oleh sebuah kromosom
yaitu:
· Nomor pad atau via dari PCB tidak boleh
berulang, karena mesin bor otomatis hanya
boleh mengebor dan melewati pad atau via
tersebut satu kali saja.
· Nomor pad atau via tidak boleh lebih besar
dari jumlah keseluruhan pad dan via PCB
yang dibor.
· Nomor pad atau via juga tidak boleh nol,
karena penomoran pad atau via dimulai dari
satu.Optimasi Gerakan Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Thiang, et al.)

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
59
Panjang kromosom sangat bergantung pada
jumlah pad dan via yang akan dibor. Bila ada
20 pad dan via yang harus dibor, maka
kromosom akan mempunyai 20 gen. Gambar 5
menunjukkan contoh representasi kromosom
yang menunjukkan urutan pengeboran dari pad
atau via 1, 5, 2, 6, 4, 3.
Gambar 5. Contoh Kromosom
2. Seleksi
Ada dua jenis operator seleksi yang
digunakan yaitu seleksi roullete wheel dan
seleksi tournament. Seleksi roullete wheel
bekerja berdasarkan nilai fitness yang dimiliki
oleh kromosom-kromosom. Semakin besar nilai
fitness yang dimiliki oleh sebuah kromosom
maka semakin besar peluang kromosom
tersebut untuk terpilih. Sedangkan seleksi
tournament bekerja dengan memilih sepasang
kromosom secara acak dan dar sepasang
kromosom tersebut, kromosom dengan nilai
fitness terbesar yang akan terpilih.
Karena dalam aplikasi ini, algoritma
genetika digunakan untuk mencari rute ter-
pendek dan hal ini tidak sesuai dengan prinsip
dasar seleksi roullete wheel dan tournament,
maka nilai fitness dari kromosom akan diubah
dulu dengan menggunakan persamaan berikut:
) ( ) ( ) ( ) ( '
i MIN MAX x f x f x f x f - + = (7)
Dengan menggunakan persamaan diatas,
maka kromosom semula yang memiliki fitness
terbesar akan menjadi kromosom dengan nilai
fitness terkecil sehingga peluangnya menjadi
kecil untuk terpilih. Nilai fitness baru ini hanya
digunakan dalam proses seleksi.
3. Kawin Silang
Metode kawin silang yang digunakan adalah
Partially Matched Crossover (PMX). Pemilihan
metode ini dikarenakan oleh representasi
kromosom yang berbentuk integer. Proses
kawin silang ini dimulai dengan memilih dua
kromosom yang akan dikawin silang kemudian
dilanjutkan dengan menentuan dua titik potong
secara acak sesuai dengan panjang kromosom.
Setelah ditentukan kedua titik potong tersebut
maka proses PMX melakukan penukaran posisi
gen kromosom yang berada diantara kedua titik
potong tersebut. Proses PMX akan menghasil-
kan dua buah kromosom baru. Berikut adalah
contoh proses kawin silang PMX antara
kromosom A dan kromosom B:
4. Inversion
Proses inversion dilakukan setelah proses
kawin silang. Pemilihan metode ini dikarena-
kan oleh representasi kromosom yang ber-
bentuk integer. Proses inversion dimulai dengan
menentukan kromosom yang akan diproses
kemudian dilanjutkan dengan menentukan dua
titik potong secara acak. Proses inversion
dilakukan dengan menukar posisi gen dalam
kromosom tersebut. Berikut adalah contoh
proses inversion untuk kromosom A.
5. Evaluasi Pembentukan Generasi Baru
dan Kriteria Berhenti
Dalam system ini, strategi yang digunakan
untuk membentuk suatu generasi baru adalah
Steady-State-No-Duplicate. Jadi semua kromo-
som pada generasi lama ditambah dengan
offspring hasil kawin silang dan inversion
diseleksi untuk membentuk suatu generasi
baru. Pemilihan dilakukan dengan memilih
kromosom-kromosom yang memiliki nilai
fitness terbaik dan dengan syarat tidak boleh
ada kromosom yang kembar dalam generasi
baru yang terbentuk.
Kriteria berhenti yang digunakan pada
sistem algoritma genetika adalah dilakukan
pengecekan sebanyak n generasi ke depan,
apakah ada kromosom yang lebih baik dari
kromosom terbaik saat ini. Semakin banyak
generasi yang diperiksa maka akan semakin
banyak waktu yang dibutuhkan untuk proses
algoritma genetika.
5. Pengujian
Pada bagian ini akan dibahas pengujian
pada proses algoritma genetika dan sistem
secara keseluruhan. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan 3 buah PCB yang
memiliki jumlah hole yang berbeda-beda. PCB
pertama memiliki jumlah pad dan via 16 buah
yang terdiri dari header 5 x 2, dan conector 6
pin. PCB kedua memiliki jumlah hole 21 buah
yang terdiri dari sebuah DB-9, resistor, dan IC 4JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 2, Oktober 2003: 56 – 63

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
60
pin. Dan PCB ketiga memiliki jumlah hole 34
buah yang terdiri dari IC 20 pin, resistor dan
transistor.
Ada beberapa pengujian yang akan dilaku-
kan, yaitu pengujian dengan variasi nilai
crossover rate dan inversion rate, pengujian
dengan variasi population size, pengujian
terhadap kriteria penghentian generasi, pengu-
jian variasi metode seleksi, pengujian terhadap
gerakan mesin bor otomatis.
1. Pengujian inversion rate dan crossover
rate
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan
nilai crossover rate dan inversion rate yang
terbaik. Dalam hal ini, nilai inversion rate dan
crossover rate yang bagus akan menghasilkan
suatu solusi dalam waktu yang relatif cepat
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Kemudian nilai inversion rate dan crossover
rate yang didapat melalui pengujian ini akan
terus digunakan dalam melakukan pengujian
selanjutnya. Berikut adalah grafik hasil
pengujian variasi nilai inversion rate terhadap
waktu proses.
Grafik Inversion Rate Terhadap Waktu
Dengan Crossover Rate = 1
20
22
24
26
28
30
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Inversion Rate
Time (s)
Gambar 6. Grafik Pengujian dengan Variasi Inversion
Rate
Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai
inversion rate antara 0.1 – 0.4 memiliki waktu
proses lebih cepat dibandingkan dengan nilai
inversion rate lainnya. Sedangkan untuk
tingkat keberhasilan dalam penemuan solusi
masalah, semua nilai inversion rate (antara 0.1
sampai 1) menghasilkan tingkat keberhasilan
100%. Gambar 7 menunjukkan grafik pengujian
dengan variasi nilai crossover rate.
Grafik Crossover Rate Terhadap Success
Rate
50
60
70
80
90
100
110
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Crossover Rate
Success (%)
Pi = 0.1 Pi = 0.2 Pi = 0.3
Grafik Crossover Rate Terhadap Waktu
10
12
14
16
18
20
22
24
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Crossover Rate
Time (s)
Pi = 0.1 Pi = 0.2 Pi = 0.3
Gambar 7. Hasil Pengujian dengan Variasi Nilai Crosso-
ver Rate
Dari hasil pengujian terlihat bahwa untuk
nilai crossover rate di bawah 0.5, tingkat
keberhasilannya lebih rendah dibandingkan
dengan nilai crossover rate di atas 0.5. Dari
grafik pengujian juga terlihat bahwa untuk
variasi nilai crossover rate deengan nilai
inversion rate 0.1 ternyata mencapat tingkat
keberhasilan yang lebih rendah dibandingkan
dengan nilai inversion rate 0.2 dan 0.3. Namun
terlihat juga bahwa semakin tinggi nilai
crossover rate maka waktu rata-rata prosesnya
akan lebih lama. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai crossover rate terbaik berkisar
antara 0.5 – 0.7, dengan waktu rata-rata
prosesnya tidak jauh berbeda dan tingkat
keberhasilannya juga tinggi.
2. Pengujian dengan Variasi Population
Size
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
pengaruh jumlah kromosom dalam suatu
populasi (population size) terhadap proses
algoritma genetika. Dalam proses pengujian ini
nilai crossover rate yang digunakan adalah 0 .6
dan nilai inversion rate yang digunakan adalah
0.2 Gambar berikut adalah grafik pengujian
dengan variasi population size.Optimasi Gerakan Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Thiang, et al.)

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
61
Grafik Pengujian Population Size Terhadap
Success Rate
0
20
40
60
80
100
120
16 Hole 21 Hole 34 Hole
Jumlah Hole
Success Rate (%)
20 100 200
Grafik Pengujian Population Size Terhadap
Waktu
0
20
40
60
80
100
120
140
16 Hole 21 Hole 34 Hole
Jumlah Hole
Time (s)
20 100 200
Gambar 8. Grafik Hasil Pengujian dengan Variasi Popu-
lation Size
Dari hasil pengujian terlihat bahwa semakin
besar nilai population size maka tingkat
keberhasilan ( success rate) algoritma genetika
dalam menemukan solusi masalah semakin
bagus. Akan tetapi semakin besar nilai
population size maka waktu rata-rata yang
diperlukan untuk menemukan solusi pun akan
semakin lama. Jadi secara keseluruhan dapat
diambil kesimpulan bahwa semakin besar
population size maka tingkat keberhasilan
(success rate) yang capai akan semakin tinggi,
namun waktu yang dibutuhkan akan semakin
lama.
3. Pengujian Kriteria Penghentian Gene-
rasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pelebaran generasi pada
kriteria berhenti terhadap success rate dan
waktu rata-rata proses. Berikut adalah data-
data hasil pengujian yang ditampilkan dalam
bentuk grafik.
2500 generasi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
20 100 200
Population Size
Success Rate (%)
16 Hole
21 Hole
34 Hole
10000 generasi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
20 100 200
Populaton Size
Success Rate (%)
16 Hole
21 Hole
34 Hole
Gambar 9. Grafik Hasil Pengujian Kriteria Berhenti untuk
2500 generasi dan 10000 generasi terhadap
Success Rate
2500 generasi
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
20 100 200
Population Size
Time (s)
16 Hole
21 Hole
34 Hole
10000 generasi
0
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
20 100 200
Population Size
Time (s)
16 Hole
21 Hole
32 Hole
Gambar 10. Grafik Hasil Pengujian Kriteria Berhenti untuk
2500 generasi dan 10000 generasi terhadap
Waktu ProsesJURNAL TEKNIK MESIN Vol. 5, No. 2, Oktober 2003: 56 – 63

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
62
Dapat disimpulkan dari pengujian bahwa
dengan pelebaran jumlah generasi kriteria
berhenti maka tingkat keberhasilan yang
dicapai akan lebih tinggi namun waktu yang
dibutuhkan akan semakin lama.
4. Pengujian Variasi Metode Seleksi
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan
kesimpulan mengenai metode seleksi mana
yang bagus. Grafik berikut menunjukkan hasil
pengujian yang telah dilakukan.
Grafik Pengujian Metode Seleksi Kawin
Silang Terhadap Success Rate
0
20
40
60
80
100
120
16 21 34
Jumlah Hole
Success Rate (%)
Roullete Wheel Tournament Selection
Grafik Pengujian Metode Seleksi Kawin
Silang Terhadap Waktu
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
16 21 34
Jumlah Hole
Time (s)
Roullete Wheel Tournament Selection
Gambar 11. Grafik Hasil Pengujian dengan Variasi
Metode Seleksi
Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa
baik metode Roullete Wheel maupun
Tournament mempunyai successs rate yang
sama. Namun waktu rata-rata yang dibutuhkan
jika memakai metode Tournamnet lebih lama
sedikit dibandingkan bila memakai metode
Roullete Wheel. Jadi dapat dikatakan
berdasarkan hasil pengujian bahwa baik
metode Roullete Wheel maupun metode
Tournament akan memberikan hasil yang tidak
jauh berbeda.
5. Pengujian Terhadap Gerakan Mesin Bor
Otomatis
Pengujian ini dilakukan untuk membanding-
kan sistem kerja mesin bor otomatis tanpa
penerapan algoritma genetika untuk optimasi
gerakan mesin bor otomatis dengan sstem yang
menggunakan algoritma genetika. Untuk me-
lihat perbandingan antara pergerakan mesin
bor otomatis tanpa algoritma genetika dengan
yang menggunakan algoritma genetika dapat
dilihat dari efektifitas gerakan antara mesin bor
otomatis. Efektifitas gerakan disini maksudnya
adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh mesin
bor otomatis dalam menyelesaikan pengeboran
semua pad dan via yang terdapat pada PCB.
Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengujian Gerakan Mesin Bor
Otomatis
PCB
Lama
Pengeboran
Tanpa
Algoritma
Genetika
(menit)
Lama
Pengeboran
Dengan
Algoritma
Genetika
(menit)
Selisih
(menit)
Persentase
(%)
A 16 : 40 07 : 49 08 : 51 53,1
B 13 : 09 09 : 59 04 : 50 36,76
C 19 : 52 12 : 17 07 : 35 38,17
Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran
dengan menerapkan algoritma genetika lebih
cepat dibandingkan dengan pengeboran tanpa
algoritma genetika. Perbedaan waktu lama
pengeborannya cukup besar. Jadi dapat disim-
pulkan bahwa algoritma genetika dapat
diterapkan untuk mengoptimumkan gerakan
mesin bor otomatis.
6. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan bahwa algoritma
genetika berhasil diterapkan untuk optimasi
gerakan mesin bor otomatis dan lebih efisien.
Hal ini terbukti lewat pengujian di mana waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran
dengan menggunakan algoritma genetika lebih
cepat dibandingkan tanpa menggunakan
algoritma genetika.Optimasi Gerakan Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Algoritma Genetika (Thiang, et al.)

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
63
Daftar Pustaka
1. Thiang, Sherwin R.U. Sompie, Penggunaan
Kamera sebagai Sensor Pendeteksi
Koordinat Bor pada Mesin Bor Otomatis,
Prosiding Industrial Electronics Seminar,
ITS-Surabaya, Oktober 2002.
2. Goldberg, David Edward. Genetic Algo-
rithms in Search, Optimization, and
Machine Learning. United States of
America: Addison-Wesley, 1989.
3. Kendall, Graham. “Artificial Intelligence
Methods”. Genetic Algorithms. United
Kingdom. 45pp. 10 Agustus 2002.
4. m/004ga/powerpoint/ ga.ppt>
5. Man, K.F, et al. Genetic Algorithms For
Control and Signal Processing. London:
Springer,1997.
6. Peysakhov, Max. Genetic Algoritms for the
Sub-Graph Isomorphism Problem. 23 pp.
18 Nov 2002.
7. sakhov/GraphGa/Graph_ga.pdf>
8. Smith, Jeff. Envolving A Better Solution.
SoftTech Design Inc., 2002. 9 Sept. 2002.
y/GeneticAlgorithms_1. asp>.
9. Thiang. Optimasi Membership Function
Fuzzy Logic Controller Dengan Algoritma
Genetika. Prosiding Seminar Intelligent
Technology and its Applications (SITIA
2001) ITS-Surabaya, Mei 2001.

melakukan pekerjaan dengan mesin bubut

Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 1 of 4
Unit M7.6A Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
Unit M7.6A Perform lathe operations
U
Kelompok – Spesialisasi kelompok A
Band – Specialisation band A
Bidang – Operasi Mesin dan Proses
Field – Machine and Process Operations
Bobot unit 4
Unit weight 4

Catatan
Notes

Unit prasyarat – Jalur 1
Pre-requisite units – Path 1
7.5A Bekerja dengan mesin umum
7.5A Perform general machining
9.2A Memahami gambar teknik
9.2A Interpret technical drawing
18.1A Menggunakan perkakas tangan
18.1A Use hand tools

Elemen 7.6A.1 Memperhatikan aspek keselamatan kerja
Element 7.6A.1 Observe safety precautions

Kriteria 7.6A.1.1
Mengamati prosedur keselamatan kerja dan baju
pelindung dan kaca mata pengaman yang dipakai.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Kaca mata keselamatan dan baju pelindung selalu
dipakai. Prosedur keselamatan kerja selalu dikuti.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Resiko pada saat menggunakan mesin bubut dapat diidentifikasi.

Criteria 7.6A.1.1
Correct safety procedures observed and protective
clothing and safety glasses worn
Assessor guide: observe that –
Safety glasses and protective clothing is worn at all times
The relevant safety procedures are followed at all times
Assessor guide: confirm that –
Safety hazards associated with the use of lathes can be identified

Elemen 7.6A.2 Menentukan persyaratan kerja
Element 7.6A.2 Determine job requirements

Kriteria 7.6A.2.1
Memahami gambar teknik, urutan operasi
ditentukan dan memilih alat potong untuk
menghasilkan komponen sesuai dengan spesifikasi.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Gambar dan instruksi kerja spesifikasi dilaksanakan
sesuai dengan prosedur tempat kerja.

Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Persyaratan kerja dapat diidentifikas i, urutan operasi untuk mencapai
spesifikasi yang diinginkan dapat diidentifikasi.Tipe geometri alat
potong dan untuk mencapai spesifikasi dapat diidentifikasi. Pengaruh
pada jenis alat potong dan geometrinya terhadap benda kerja
berdasarkan bahan yang berbeda dapat diberikan.
Criteria 7.6A.2.1
Drawings interpreted, sequence of operation
determined and tools selected to produce
component to specification.
Assessor guide: observe that –
Drawings and job instructions/specifications are obtained
in accordance with work site procedures.
Assessor guide: confirm that –
The job requirements can be identified. The sequence of operations to
achieve the job requirements can be identified. The tool type and
geometry to achieve the required specifications can be identified. The
effect on tool type and geometry for work pieces of different materials
can be given. Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 2 of 4
Elemen 7.6A.3 Pemasangan benda kerja
Element 7.6A.3 Mount job

Kriteria 7.6A.3.1
Pekerjaan disiapkan dengan menggunakan alat-alat
seperti dial test indicator dan peralatan pembacaan
digital.

Pedoman penilai: amati bahwa –
Benda kerja disetel menurut spesifikasi dan prosedur
kerja. Apabila diperlukan dial test indicator dan
peralatan digital digunakan sesuai dengan prosedur di
tempat kerja.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Pesyaratan penyiapan pekerjaan dapat diidentifikasikan. Perlengkapan
yang tersedia untuk digunakan dalam penyetelan benda kerja dalam
aplikasinya dapat diidentifikasi.

Criteria 7.6A.3.1
Job set up using instruments such as dial test
indicators, and digital read-out equipment.
Assessor guide: observe that –
Work piece set up in accordance with specifications and
work site procedures. Where appropriate, dial test
indicators and digital read-out equipment used in
accordance with work site procedures.
Assessor guide: confirm that –
The job set up requirements can be identified. Instruments available to
assist in the setting up of work pieces and their application can be
identified.

Elemen 7.6A.4 Pengoperasian mesin bubut
Element 7.6A.4 Perform turning operations

Kriteria 7.6A.4.1
Kecepatan putaran spindel dan kecepatan
pemotongan dihitung secara matematis dan sesuai
dengan bahan yang dikerjakan.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Kecepatan potong dan kecepatan pemakanan sesuai benda
kerja yang diproses.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Kecepatan potong dan kecepatan pemotongan dipergunakan sesuai
perhitungan secara optimal. Pengaruh dari bermacam bahan baku yang
diproses dapat didentifikasi.

Criteria 7.6A.4.1
Speeds and feeds are calculated using appropriate
mathematical techniques and reference material.
Assessor guide: observe that –
Cutting feeds and speeds appropriate to the job are used.
Assessor guide: confirm that –
The cutting speeds and feeds appropriate to the job have been
calculated. The consequences of varying speeds and feeds from the
optimum rates calculated can be given. The effects of different materials
on cutting speeds and feeds can be identified.

Kriteria 7.6A.4.2
Menggunakan semua alat bantu yang ada pada
mesin bubut, seperti cekam rahang tiga, cekam
rahang empat, senter, pelat pembawa, penyangga,
eretan melintang dan kepala lepas.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Masing -masing alat bantu yang terdapat pada mesin bubut
dipergunakan sesuai prosedur: - cekam rahang tiga,
- cekam rahang empat, - senter, - pelat pembawa,
- penyangga, - eretan melintang, dan kepala lepas.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Penggunaan alat abantu pada mesin bubut dapat dilakukan; - cekam
rahang tiga, - cekam rahang empat, - senter, - pelat pembawa,
- penyangga, - eretan melintang dan kepala lepas.

Criteria 7.6A.4.2
Uses the full range of accessories on a centre lathe
including three and four jaw chucks, centres, face
plate, steadies, cross slide and tailstock.
Assessor guide: observe that –
Each of the following accessories on a centre lathe are
used in accordance with work site procedures: -three jaw
chuck - four jaw chuck - centres - face plate - steadies -
cross slide – tailstock.
Assessor guide: confirm that –
The application of each of the following accessories to lathe operations
on a centre lathe can be given: - three jaw chuck - four jaw chuck
- centres - face plate - steadies - cross slide - tailstock. Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 3 of 4
Kriteria 7.6A.4.3
Proses memperbesar lubang, membor, mereamer,
membuat ulir tunggal, memotong dilakukan sesuai
dengan spesifikasi benda kerja.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Setiap proses dilakukan pada mesin bubut sesuai prosedur
dan spesifikasi; - memperbesar lubang - membor
- mereamer - membuat ulir tunggal - memotong.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Pemrosesan pada mesin bubut dapat didentifikasi. Penggunaan untuk
setiap alat bantu berikut ini: - memperbesar lubang - membor -
mereamer - membuat ulir tunggal - memotong dapat dijelaskan.

Criteria 7.6A.4.3
Boring, drilling, reaming, single start thread
cutting, parting off operations are performed to
specification.
Assessor guide: observe that –
Each of the following operations is performed on a centre
lathe in accordance with work site procedures and to
specification: - boring - drilling - reaming - single start
thread cutting - parting off.
Assessor guide: confirm that –
The operations that can be performed on a centre lathe can be identified
Typical applications for each of the following operations can be given:
- boring - drilling - reaming - single start thread cutting - parting off.

Elemen 7.6.A.5 Periksa kesesuaian komponen dengan spesifikasi
Element 7.6A.5 Check components for conformance with specifications

Kriteria 7.6A.5.1
Komponen diperiksa untuk kesesuaian dengan
spesifikasi dengan menggunakan teknik, alat dan
peralatan yang tepat.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Komponen diperiksa secara visual dan dimensi untuk
kesesuaian terhadap spesifikasi sesuai dengan prosedur
ditempat kerja. Berbagai macam alat ukur, teknik dan
peralatan dipergunakan untuk memeriksa komponen sesuai
dengan spesifikasi.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Berbagai macam teknik, alat dan peralatan untuk memeriksa
pembubutan dapat diidentifikasi.

Criteria 7.6A.5.1
Components checked for conformance to
specification using appropriate techniques, tools
and equipment.
Assessor guide: observe that –
Components are checked visually and dimensionally for
conformance to specification in accordance with work site
procedures Appropriate measuring tools, techniques and
equipment are used to check components for conformance
to specification.
Assessor guide: confirm that –
Appropriate techniques, tools and equipment to measure turned
components can be identified.

Penjelasan ruang lingkup
Kerja dilakukan untuk menentukan suatu proses, praktik dan rinciannya. Pekerjaan diaplikasikan pada jangkauan-jangkauan dimesin bubut dan aksesorisnya, peralatan pengukuran presisi,
alat potong dan bahan standar engineering. Alat potong dipilih menggunakan standar organisasi internasional “International Standard Organisation (IS O) atau menurut prosedur operasi
yang sesuai. Pekerjaan dikenalkan pada gambar kerja, sket, spesifikasinya serta instruksi -instruksinya secara tepat pekerjaan dilakukan sendiri untuk menentukan standar kualitas dan
keselamatan kerjanya.

Range statement
Work is performed to established processes, practices and specifications. Work applies to a range of lathes and accessories, precision measuring equipment, cutting tools and standard
engineering materials. Cutting tools are selected using International Standard Organisation (I.S.O.) standards or according to Standard Operating Procedure as appropriate. Work is
performed to drawings, sketches, specifications and instructions as appropriate. Work is carried out autonomously to predetermined standards of quali ty and safety.

Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 4 of 4
Pedoman bukti
Konteks penilaian
Unit ini dimungkinkan untuk dinilai pada pekerjaan, tidak pada pekerjaan
atau kombinasi antara keduanya. Kompetensi-kompetensi yang meliputi
unit ini akan diperagakan secara individual atau sebagai bagian dari suatu
kelompok. Lingkungan penilaian jangan sampai merugikan peserta.


Kondisi penilaian
Peserta akan diperlengkapi dengan: – Semua peralatan, perlengkapan, material dan dokumentasi yang
diperlukan. Peserta akan diijinkan mengacu pada dokumen-dokumen berikut: – Prosedur yang relevan dengan
tempat kerja. – Spesifikasi yang relevan dengan produk dan pembuatan. – Codes , standar, buku pedoman, dan
referensi material yang relevan. Peserta akan diperlukan untuk: – Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
Assessor secara lisan atau menggunakan metode komunikasi lainnya. – Mengenal rekan kerja yang dapat
membantu mengumpulkan bukti kompetensi peserta. – Memberikan bukti-bukti yang dapat menunjukkan
kemampuan seseorang pada off the job training yang berkaitan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa
peserta dapat menguasai dan konsisten melakukan seluruh elemen dalam unit ini sesuai spesifikasi kriteria,
termasuk pengetahuan yang diperlukan.

Evidence guide
Assessment context
This unit may be assessed on the job, off the job, or a combination of on
and off the job. The competencies covered by this unit would be
demonstrated by an individual working alone or as part of a team. The
assessment environment should not disadvantage the candidate.
Assessment condit ions
The candidate will have access to: - All tools, equipment, materials and documentation required. The
candidate will be permitted to refer to the following documents: - Any relevant workplace procedures. - Any
relevant product and manufacturing specifications. - Any relevant drawings, manuals, codes, standards and
reference material. The candidate will be required to: - Orally, or by other methods of communication,
answer questions put by the assessor. - Identify colleagues who can be approached for the collection of
competency evidence where appropriate. - Present evidence of credit for any off-job training related to this
unit. Assessors must be satisfied that the candidate can competently and consistently perform all elements of
the unit as specified by the criteria, including required knowledge.

Aspek penting
Unit ini dapat dinilai bersama-sama dengan unit lainnya yang menyangkut
keselamatan kerja, mutu, komunikasi, penanganan material, pencatatan
dan pelaporan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dengan
mesin bubut, unit-unit lain yang membutuhkan keterampilan dan
pengetahuan yang tercakup dalam unit ini. Kompetensi dalam unit ini
tidak dapat diakui sampai semua unit prasyarat dipenuhi.
Catatan khusus
Selama penilaian peserta akan: - memperagakan praktek kerja aman setiap saat; - mengkomunikasikan
informasi tentang proses-proses, kejadian-kejadian atau tugas-tugas yang dilakukan untuk memastikan suatu
lingkungan kerja yang aman dan efisien; - bertanggung jawab terhadap mutu kerja sendiri; - merencanakan
pekerjaan pada semua situasi dan meninjau kembali kebutuhan-kebutuhan pekerjaan yang sesuai; - melakukan
semua pekerjaan sesuai dengan prosedur operasi standar; - melakukan semua pekerjaan-pekerjaan sesuai
spesifikasi; - menggunakan teknik-teknik engineering yang tepat, praktek-praktek, proses-proses dan prosedur
pada tempat kerja. Pekerjaan-pekerjaan/tugas-tugas tersebut akan dilengkapi dengan acuan waktu yang jelas
dan sesuai dengan jenis kegiatan pekerjaan.

Critical aspects
This unit could be assessed in conjunction with any other units addressing
the safety, quality, communication, materials handling, recording and
reporting associated with the performance of lathe operations, or other
units requiring the exercise of the skills and knowledge covered by this
unit. Competency in this unit cannot be claimed until all prerequisites
have been satisfied.
Special notes
During assessment, the individual will: - demonstrate safe working practices at all times; - communicate
information about processes, events or tasks being undertaken to ensure a safe and efficient working
environment; - take responsibility for the quality of their own work; - plan tasks in all situations and review
task requirements as appropriate; - perform all tasks in accordance with standard operating procedures;
- perform all tasks to specification; - use accepted engineering techniques, practices, processes and workplace
procedures. Tasks involved will be completed within reasonable timeframes relating to typical workplace
activities.

melakukan pekerjaan dengan mesin bubut

Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 1 of 4
Unit M7.6A Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut
Unit M7.6A Perform lathe operations
U
Kelompok – Spesialisasi kelompok A
Band – Specialisation band A
Bidang – Operasi Mesin dan Proses
Field – Machine and Process Operations
Bobot unit 4
Unit weight 4

Catatan
Notes

Unit prasyarat – Jalur 1
Pre-requisite units – Path 1
7.5A Bekerja dengan mesin umum
7.5A Perform general machining
9.2A Memahami gambar teknik
9.2A Interpret technical drawing
18.1A Menggunakan perkakas tangan
18.1A Use hand tools

Elemen 7.6A.1 Memperhatikan aspek keselamatan kerja
Element 7.6A.1 Observe safety precautions

Kriteria 7.6A.1.1
Mengamati prosedur keselamatan kerja dan baju
pelindung dan kaca mata pengaman yang dipakai.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Kaca mata keselamatan dan baju pelindung selalu
dipakai. Prosedur keselamatan kerja selalu dikuti.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Resiko pada saat menggunakan mesin bubut dapat diidentifikasi.

Criteria 7.6A.1.1
Correct safety procedures observed and protective
clothing and safety glasses worn
Assessor guide: observe that –
Safety glasses and protective clothing is worn at all times
The relevant safety procedures are followed at all times
Assessor guide: confirm that –
Safety hazards associated with the use of lathes can be identified

Elemen 7.6A.2 Menentukan persyaratan kerja
Element 7.6A.2 Determine job requirements

Kriteria 7.6A.2.1
Memahami gambar teknik, urutan operasi
ditentukan dan memilih alat potong untuk
menghasilkan komponen sesuai dengan spesifikasi.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Gambar dan instruksi kerja spesifikasi dilaksanakan
sesuai dengan prosedur tempat kerja.

Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Persyaratan kerja dapat diidentifikas i, urutan operasi untuk mencapai
spesifikasi yang diinginkan dapat diidentifikasi.Tipe geometri alat
potong dan untuk mencapai spesifikasi dapat diidentifikasi. Pengaruh
pada jenis alat potong dan geometrinya terhadap benda kerja
berdasarkan bahan yang berbeda dapat diberikan.
Criteria 7.6A.2.1
Drawings interpreted, sequence of operation
determined and tools selected to produce
component to specification.
Assessor guide: observe that –
Drawings and job instructions/specifications are obtained
in accordance with work site procedures.
Assessor guide: confirm that –
The job requirements can be identified. The sequence of operations to
achieve the job requirements can be identified. The tool type and
geometry to achieve the required specifications can be identified. The
effect on tool type and geometry for work pieces of different materials
can be given. Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 2 of 4
Elemen 7.6A.3 Pemasangan benda kerja
Element 7.6A.3 Mount job

Kriteria 7.6A.3.1
Pekerjaan disiapkan dengan menggunakan alat-alat
seperti dial test indicator dan peralatan pembacaan
digital.

Pedoman penilai: amati bahwa –
Benda kerja disetel menurut spesifikasi dan prosedur
kerja. Apabila diperlukan dial test indicator dan
peralatan digital digunakan sesuai dengan prosedur di
tempat kerja.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Pesyaratan penyiapan pekerjaan dapat diidentifikasikan. Perlengkapan
yang tersedia untuk digunakan dalam penyetelan benda kerja dalam
aplikasinya dapat diidentifikasi.

Criteria 7.6A.3.1
Job set up using instruments such as dial test
indicators, and digital read-out equipment.
Assessor guide: observe that –
Work piece set up in accordance with specifications and
work site procedures. Where appropriate, dial test
indicators and digital read-out equipment used in
accordance with work site procedures.
Assessor guide: confirm that –
The job set up requirements can be identified. Instruments available to
assist in the setting up of work pieces and their application can be
identified.

Elemen 7.6A.4 Pengoperasian mesin bubut
Element 7.6A.4 Perform turning operations

Kriteria 7.6A.4.1
Kecepatan putaran spindel dan kecepatan
pemotongan dihitung secara matematis dan sesuai
dengan bahan yang dikerjakan.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Kecepatan potong dan kecepatan pemakanan sesuai benda
kerja yang diproses.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Kecepatan potong dan kecepatan pemotongan dipergunakan sesuai
perhitungan secara optimal. Pengaruh dari bermacam bahan baku yang
diproses dapat didentifikasi.

Criteria 7.6A.4.1
Speeds and feeds are calculated using appropriate
mathematical techniques and reference material.
Assessor guide: observe that –
Cutting feeds and speeds appropriate to the job are used.
Assessor guide: confirm that –
The cutting speeds and feeds appropriate to the job have been
calculated. The consequences of varying speeds and feeds from the
optimum rates calculated can be given. The effects of different materials
on cutting speeds and feeds can be identified.

Kriteria 7.6A.4.2
Menggunakan semua alat bantu yang ada pada
mesin bubut, seperti cekam rahang tiga, cekam
rahang empat, senter, pelat pembawa, penyangga,
eretan melintang dan kepala lepas.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Masing -masing alat bantu yang terdapat pada mesin bubut
dipergunakan sesuai prosedur: - cekam rahang tiga,
- cekam rahang empat, - senter, - pelat pembawa,
- penyangga, - eretan melintang, dan kepala lepas.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Penggunaan alat abantu pada mesin bubut dapat dilakukan; - cekam
rahang tiga, - cekam rahang empat, - senter, - pelat pembawa,
- penyangga, - eretan melintang dan kepala lepas.

Criteria 7.6A.4.2
Uses the full range of accessories on a centre lathe
including three and four jaw chucks, centres, face
plate, steadies, cross slide and tailstock.
Assessor guide: observe that –
Each of the following accessories on a centre lathe are
used in accordance with work site procedures: -three jaw
chuck - four jaw chuck - centres - face plate - steadies -
cross slide – tailstock.
Assessor guide: confirm that –
The application of each of the following accessories to lathe operations
on a centre lathe can be given: - three jaw chuck - four jaw chuck
- centres - face plate - steadies - cross slide - tailstock. Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 3 of 4
Kriteria 7.6A.4.3
Proses memperbesar lubang, membor, mereamer,
membuat ulir tunggal, memotong dilakukan sesuai
dengan spesifikasi benda kerja.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Setiap proses dilakukan pada mesin bubut sesuai prosedur
dan spesifikasi; - memperbesar lubang - membor
- mereamer - membuat ulir tunggal - memotong.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Pemrosesan pada mesin bubut dapat didentifikasi. Penggunaan untuk
setiap alat bantu berikut ini: - memperbesar lubang - membor -
mereamer - membuat ulir tunggal - memotong dapat dijelaskan.

Criteria 7.6A.4.3
Boring, drilling, reaming, single start thread
cutting, parting off operations are performed to
specification.
Assessor guide: observe that –
Each of the following operations is performed on a centre
lathe in accordance with work site procedures and to
specification: - boring - drilling - reaming - single start
thread cutting - parting off.
Assessor guide: confirm that –
The operations that can be performed on a centre lathe can be identified
Typical applications for each of the following operations can be given:
- boring - drilling - reaming - single start thread cutting - parting off.

Elemen 7.6.A.5 Periksa kesesuaian komponen dengan spesifikasi
Element 7.6A.5 Check components for conformance with specifications

Kriteria 7.6A.5.1
Komponen diperiksa untuk kesesuaian dengan
spesifikasi dengan menggunakan teknik, alat dan
peralatan yang tepat.
Pedoman penilai: amati bahwa –
Komponen diperiksa secara visual dan dimensi untuk
kesesuaian terhadap spesifikasi sesuai dengan prosedur
ditempat kerja. Berbagai macam alat ukur, teknik dan
peralatan dipergunakan untuk memeriksa komponen sesuai
dengan spesifikasi.
Pedoman penilai: pastikan bahwa –
Berbagai macam teknik, alat dan peralatan untuk memeriksa
pembubutan dapat diidentifikasi.

Criteria 7.6A.5.1
Components checked for conformance to
specification using appropriate techniques, tools
and equipment.
Assessor guide: observe that –
Components are checked visually and dimensionally for
conformance to specification in accordance with work site
procedures Appropriate measuring tools, techniques and
equipment are used to check components for conformance
to specification.
Assessor guide: confirm that –
Appropriate techniques, tools and equipment to measure turned
components can be identified.

Penjelasan ruang lingkup
Kerja dilakukan untuk menentukan suatu proses, praktik dan rinciannya. Pekerjaan diaplikasikan pada jangkauan-jangkauan dimesin bubut dan aksesorisnya, peralatan pengukuran presisi,
alat potong dan bahan standar engineering. Alat potong dipilih menggunakan standar organisasi internasional “International Standard Organisation (IS O) atau menurut prosedur operasi
yang sesuai. Pekerjaan dikenalkan pada gambar kerja, sket, spesifikasinya serta instruksi -instruksinya secara tepat pekerjaan dilakukan sendiri untuk menentukan standar kualitas dan
keselamatan kerjanya.

Range statement
Work is performed to established processes, practices and specifications. Work applies to a range of lathes and accessories, precision measuring equipment, cutting tools and standard
engineering materials. Cutting tools are selected using International Standard Organisation (I.S.O.) standards or according to Standard Operating Procedure as appropriate. Work is
performed to drawings, sketches, specifications and instructions as appropriate. Work is carried out autonomously to predetermined standards of quali ty and safety.

Metal and Engineering Industry Competency Standard – Standar Kompetensi Industry Teknik dan Logam
Ó Australian National Training Authority Issue date – October 2001 7_6A_V4.docPage 4 of 4
Pedoman bukti
Konteks penilaian
Unit ini dimungkinkan untuk dinilai pada pekerjaan, tidak pada pekerjaan
atau kombinasi antara keduanya. Kompetensi-kompetensi yang meliputi
unit ini akan diperagakan secara individual atau sebagai bagian dari suatu
kelompok. Lingkungan penilaian jangan sampai merugikan peserta.


Kondisi penilaian
Peserta akan diperlengkapi dengan: – Semua peralatan, perlengkapan, material dan dokumentasi yang
diperlukan. Peserta akan diijinkan mengacu pada dokumen-dokumen berikut: – Prosedur yang relevan dengan
tempat kerja. – Spesifikasi yang relevan dengan produk dan pembuatan. – Codes , standar, buku pedoman, dan
referensi material yang relevan. Peserta akan diperlukan untuk: – Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
Assessor secara lisan atau menggunakan metode komunikasi lainnya. – Mengenal rekan kerja yang dapat
membantu mengumpulkan bukti kompetensi peserta. – Memberikan bukti-bukti yang dapat menunjukkan
kemampuan seseorang pada off the job training yang berkaitan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa
peserta dapat menguasai dan konsisten melakukan seluruh elemen dalam unit ini sesuai spesifikasi kriteria,
termasuk pengetahuan yang diperlukan.

Evidence guide
Assessment context
This unit may be assessed on the job, off the job, or a combination of on
and off the job. The competencies covered by this unit would be
demonstrated by an individual working alone or as part of a team. The
assessment environment should not disadvantage the candidate.
Assessment condit ions
The candidate will have access to: - All tools, equipment, materials and documentation required. The
candidate will be permitted to refer to the following documents: - Any relevant workplace procedures. - Any
relevant product and manufacturing specifications. - Any relevant drawings, manuals, codes, standards and
reference material. The candidate will be required to: - Orally, or by other methods of communication,
answer questions put by the assessor. - Identify colleagues who can be approached for the collection of
competency evidence where appropriate. - Present evidence of credit for any off-job training related to this
unit. Assessors must be satisfied that the candidate can competently and consistently perform all elements of
the unit as specified by the criteria, including required knowledge.

Aspek penting
Unit ini dapat dinilai bersama-sama dengan unit lainnya yang menyangkut
keselamatan kerja, mutu, komunikasi, penanganan material, pencatatan
dan pelaporan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dengan
mesin bubut, unit-unit lain yang membutuhkan keterampilan dan
pengetahuan yang tercakup dalam unit ini. Kompetensi dalam unit ini
tidak dapat diakui sampai semua unit prasyarat dipenuhi.
Catatan khusus
Selama penilaian peserta akan: - memperagakan praktek kerja aman setiap saat; - mengkomunikasikan
informasi tentang proses-proses, kejadian-kejadian atau tugas-tugas yang dilakukan untuk memastikan suatu
lingkungan kerja yang aman dan efisien; - bertanggung jawab terhadap mutu kerja sendiri; - merencanakan
pekerjaan pada semua situasi dan meninjau kembali kebutuhan-kebutuhan pekerjaan yang sesuai; - melakukan
semua pekerjaan sesuai dengan prosedur operasi standar; - melakukan semua pekerjaan-pekerjaan sesuai
spesifikasi; - menggunakan teknik-teknik engineering yang tepat, praktek-praktek, proses-proses dan prosedur
pada tempat kerja. Pekerjaan-pekerjaan/tugas-tugas tersebut akan dilengkapi dengan acuan waktu yang jelas
dan sesuai dengan jenis kegiatan pekerjaan.

Critical aspects
This unit could be assessed in conjunction with any other units addressing
the safety, quality, communication, materials handling, recording and
reporting associated with the performance of lathe operations, or other
units requiring the exercise of the skills and knowledge covered by this
unit. Competency in this unit cannot be claimed until all prerequisites
have been satisfied.
Special notes
During assessment, the individual will: - demonstrate safe working practices at all times; - communicate
information about processes, events or tasks being undertaken to ensure a safe and efficient working
environment; - take responsibility for the quality of their own work; - plan tasks in all situations and review
task requirements as appropriate; - perform all tasks in accordance with standard operating procedures;
- perform all tasks to specification; - use accepted engineering techniques, practices, processes and workplace
procedures. Tasks involved will be completed within reasonable timeframes relating to typical workplace
activities.

mengeset,mengoperasikan dan memelihara mesin bubut

Standar Kompetensi Nasional Industri Kapal Baja



KPL.BJ03.0081.01 1 dari 5
KODE UNIT : KPL.BJ03.081.01

JUDUL UNIT : MENGESET, MENGOPERASIKAN, DAN
MEMELIHARA MESIN BUBUT KAYU TUNING

DESKRIPSI UNIT : Unit ini meliputi kompetensi untuk mengeset,
mengoperasikan dan memelihara mesin bubut kayu
turning yang digunakan dalam produksi mebel.


ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan
pekerjaan
1.1 Instruksi kerja digunakan untuk menentukan
persyaratan pekerjaan, yang meliputi desain,
kualitas, material, peralatan dan kuantitasnya.
1.2 Daftar pemotongan dan spesifikasi pekerjaan dibaca
dan diartikan.
1.3 Persyaratan K3 ditempat kerja, termasuk kebutuhan
alat pelindung diri diobservasi melalui pekerjaan.
1.4 Material untuk pekerjaan mesin dipilih dan
diperiksa terhadap kualitasnya.
1.5 Mesin-mesin bor, perkakas potong dan jig
diidentifikasi dan diperiksa terhadap keselamatan
dan keefektipan pengoperasiannya.
1.6 Prosedur ditentukan untuk meminimalkan material
sisa.
1.7 Prosedur diidentifikasi untuk memaksimalkan
efisiensi tenaga selama menyelesaikan pekerjaan

2. Mengeset mesin

2.1 Peralatan keselamatan, yang meliputi penghentian
darurat, penunjuk, pelindung dan pengendali
diperiksa
2.2 Mesin-mesin bor diset dan diatur sesuai dengan
persyaratan pekerjaan dan instruksi mesin serta
perkakas dari manufaktur.
2.3 Percobaan jalan dilaksanakan untuk memeriksa
operasi bor, keakuratan dan kualitas pekerjaan
akhir.
2.4 Pengaturan yang diperlukan dibuat untuk
pengesetan mesin bor.

3. Mengoperasikan
mesin

3.1. Prosedur menghidupkan mesin bor dilakukan sesuai
dengan instruksi manufaktur.
3.2. Material yang akan dibor diarahkan sesuai dengan
instruksi manufaktur, persyaratan perkakas,
prosedur penanganan yang aman dan standar
prosedur operasional ditempat kerja.
Standar Kompetensi Nasional Industri Kapal Baja



KPL.BJ03.0081.01 2 dari 5

3.3. Mesin bor dioperasikan sesuai dengan kapasitas
yang dirancang dan tujuannya serta sesuai
rekomendasi dari manufaktur.
3.4. Operasi mesin bor dimonitor untuk memastikan
kualitas produk dan hasilnya.
3.5. Bagian-bagian yang tidak memenuhi persyaratan
kualitas didaur ulang atau dibuang sesuai dengan
prosedur ditempat kerja
3.6. Permasalahan-permasalahan didalam keperluan
pekerjaan dan/atau operasional mesin bor
diidentifikasi dan dilaporkan kepada personel yang
tepat.

4. Membersihkan area
kerja dan memelihara
peralatan
4.1. Peralatan dan area kerja dibersihkan dan diperiksa
terhadap kondisi kemampuan pakainya sesuai
dengan prosedur ditempat kerja.
4.2. Peralatan yang tidak mampu pakai ditandai dan
kesalahan diidentifikasi sesuai dengan tempat kerja.
4.3. Pemeliharaan operator dilengkapi sesuai dengan
spesifikasi manufaktur dan prosedur dilapangan
4.4. Perkakas dipelihara sesuai dengan prosedur
ditempat kerja.


BATASAN VARIABEL :

Rentang Pernyataan memberikan saran untuk mengartikan lingkup dan kontek unit
kompetensi ini, diperkenankan perbedaan antara perusahaan dan tempat kerja. Hal itu
berkaitan dengan unit secara keseluruhan dan fasilitas penilaian holistik. Variabel-variabel
berikut mungkin dijelaskan dalam unit tertentu ini.

Mesin bubut
Mesin bubut meliputi :
• Dua pisau tetap
• Pisau berputar
• Mesin bubut meniru/copy.

Lingkup unit
Pekerjaan meliputi :
• Membaca perencanaan dan spesifikasi
• Templete manufaktur
• Penggunaan gerinda potong
• Penerapan perkakas potong
• Mengeset dan mengoperasikan mesin bubut untuk membuat komponen-komponen yang
berputar/turning
Standar Kompetensi Nasional Industri Kapal Baja



KPL.BJ03.0081.01 3 dari 5
Kontek unit
Persyaratan K3 meliputi
• Undang-undang,
• Aturan pembangunan
• Sistem pengelolaan keselamatan material
• Aturan zat berbahaya dan barang berbahaya
• Prosedur operasional keselamatan setempat.
Pekerjaan dilakukan sesuai dengan kewajiban undang-undang, undang-undang lingkungan,
peraturan keselamatan yang relevan, prosedur penanganan manual dan persyaratan jaminan
organisasi.
Pekerjaan memerlukan individu untuk mendemonstrasikan beberapa pertimbangan, putusan
dan ketrampilan pemecahan masalah dalam mengeset dan mengoperasikan mesin.
Kompetensi mungkin didemonstrasikan dalam tempat kerja yang tercakup dalam pembuatan :
• Mebel kayu pejal
• Mebel lokal
• Mebel komersial
• Kabinet dapur dan kamar mandi dan/atau
• Komponen-kompoenen mebel.

Perkakas dan peralatan
Perkakas meliputi perkakas mesin tertentu dan bisa meliputi :
• Kunci tekan
• Gerinda pedal
• Gerinda bangku..

Alat pelindung diri bisa meliputi
Alat pelindung diri meliputi yang disebutkan dalam undang-undang, peraturan dan kebijakan
serta praktik perusahaan.

Informasi dan prosedur
• Prosedur ditempat kerja yang berkaitan dengan penggunaan perkakas dan peralatan
• Instruksi kerja, meliputi lembar kerja, daftar pemotongan, perencanaan, gambar dan
desain
• Prosedur ditempat kerja yang berkaitan dengan pelaporan dan komunikasi
• Spesifikasi manufaktur dan prosedur operasional.

PANDUAN PENILAIAN :

Petunjuk bukti mengidentifikasi aspek kritis, pengetahuan dan ketrampilan yang akan
didemonstrasikan untuk memastikan kompetensi dan seharusnya dibaca dalam kesatuan
dengan Rentang Pernyataan..

1. Pengetahuan yang mendukung

• Jenis, karakteristik, penggunaan dan batasan mesin-mesin bor.
• Proses dan teknik pengeboran Standar Kompetensi Nasional Industri Kapal Baja



KPL.BJ03.0081.01 4 dari 5
• Karakteristik material dan penggunaan produk yang dihasilkan
• Pedoman ditempat kerja yang berkaitan dengan tingkat toleransi yang diijinkan
• Kebijakan dan prosedur keselamatan ditempat kerja
• Prosedur terhadap pelaporan kesalahan mesin dan cacat material.

2. Ketrampilan yang mendukung
• Informasi, mengumpulkan, mengorganisasikan dan memahami informasi yang
berkaitan dengan operasional pengeboran, permintaan kerja, perencanaan dan prosedur
keselamatan
• Komunikasi, mengkomunikasikan gagasan dan informasi untuk memungkinkan
pemastian persyaratan kerja dan spesifikasi, koordinasi pekerjaan dengan pengawas
lapangan, pekerja lain dan pelanggan dan pelaporan hasil-hasil kerja serta
permasalahannya.
• Perencanaan, Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang meliputi persiapan
dan susunan lapangan kerja dan perolehan peralatan dan material untuk menghindari
jejak balik, terputusnya aliran kerja atau kerugian.
• Kerjasama tim, bekerja dengan pihak lain dan didalam tim dengan mengenali kesaling
tergantungan dan penggunaan pendekatan kerjasama untuk mengoptimiskan aliran kerja
dan produktivitas.
• Gagasan matematis dan teknik. Menggunakan gagasan matematis dan teknik untuk
menyelesaikan pengukuran secara tepat, kalkulasin kedalaman bor dan mengestimasi
persyaratan material.
• Pemecahan masalah. Menggunakan pengecekan awal dan teknik pemeriksaan untuk
mengantisipasi permasalahan pengeboran, menghindari pekerjaan ulang dan
menghindari kerugian.
• Menggunakan teknologi. Menggunakan teknologi ditempat kerja yang berkaitan dengan
pengeboran, meliputi perkakas, peralatan, alat hitung dan alat ukur.

3. Konteks penilaian.

Penilaian bisa terjadi pada tempat kerja atau fasilitas tempat kerja yang disimulasikan dengan
peralatan proses yang relevan, material, instruksi kerja dan batas waktu..


4. Aspek kritis bukti

• Mengartikan perintah kerja dan melokasikan serta menerapkan informasi yang relevan
• Menerapkan persyaratan penanganan yang aman terhadap peralatan, produk dan
material termasuk penggunaan alat pelindung diri.
• Membaca dan mengartikan daftar pemotongan dan spesifikasi pekerjaan untuk
mempersiapkan pekerjaan
• Mengidentifikasi material yang digunakan dalam proses kerja
• Mengikuti instruksi kerja, prosedur operasional dan proses pemeriksaan untuk :
• Meminimalkan resiko kecelakaan terhadap diri sendiri dan orang lain
• Mencegah kerusakan barang, peralatan dan produk.
• Memelihara hasil produksi yang disyaratkan dan kualitas produknya. Standar Kompetensi Nasional Industri Kapal Baja



KPL.BJ03.0081.01 5 dari 5
• Mengidentifikasi, mengeset dan mengoperasikan sekurang-kurangnya dua jenis mesin
bor yang berbeda, mesin kepala tunggal spindle ganda dan sekurang-kurangnya satu
dari yang lain dari rentang pernyataan ( termasuk penggunaan alat pemutus keselamatan
dan pelindung.) dan aplikasinya terhadap berbagai material.
• Melakukan pemeliharaan operator pada mesin dan gabungan peralatan.
• Bekerja secara efektip dengan pihak lain
• Memodifikasi kegiatan untuk menyediakan berbagai kontek dan lingkungan ditempat
kerja.

Implikasi sumber
Akses terhadap pemesinan routing dan pembentuk sesuai yang diidentifikasi dalam rentang
pernyataan, standar prosedur operasional dan material yang tidak terproses..

Metode penilaian
• Metode penilaian harus memastikan konsistensi kinerja melebihi waktu dan dalam
rentang kontek ditempat kerja yang relevan.
• Penilaian seharusnya langsung mengobservasi tugas-tugas dan menanyakan
pengetahuan yang mendukung.
• Penilaian seharusnya dilaksanakan melebihi waktu dan mungkin dalam kesatuan dengan
penilaian unit kompetensi lainnya.


KOMPETENSI KUNCI

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisa informasi
Mengkomunikasikan ide – ide dan informasi
Merencanakan dan mengorganisir aktifitas – aktifitas
Bekerja dengan orang lain
Menggunakan ide – ide dan teknik matematika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
1
1
2
2
1
2
2

Pengikut

Daftar Blog Saya